Kondisi Rumah Sakit Umum (RSU) Pancaran Kasih, yang beberapa
tahun silam dikenal ramai dan padat aktivitas baik para petugas medik
maupun keluarga pasien, kini tampaknya mulai berkurang dan bahkan
terlihat sunyi.
Memang, pasca didera oleh permasalahan gaji
karyawan yang berbulan-bulan tak kunjung dibayar, rumah sakit yayasan
milik Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) itu, mulai ditinggal
karyawannya yang keberatan dengan karena haknya tak dipenuhi oleh
manajemen rumah sakit, yang akhirnya berimbas pada beralihnya pilihan
warga untuk tempat berobat dan dirawat.
Beberapa warga Kota
Manado, yang diwawancarai Tribun Manado, mengaku dahulu mereka selalu
menjadikan RSU Pancaran Kasih sebagai pilihan utama tempat berobat atau
pun melakukan perawatan kesehatan. Alasannya pun beragam, ada yang
mengaku karena posisinya yang strategis karena dekat pusat kota, ada
pula yang beralasan bahwa RSU Pancaran Kasih adalah milik GMIM sehingga
ketika mereka menggunakan fasilitas umum itu, dengan sendirinya turut
membantu perkembangan yayasan GMIM.
Misalnya seperti yang
diutarakan oleh Ferdinand. Warga Tanjung Batu itu mengaku ia dan anggota
keluarganya sering berobat di RSU Pancaran Kasih, karena secara
geografis letaknya tak jauh dari rumah mereka. "Torang biasa berobat di
Pancaran Kasih, karena memang letaknya dekat, jadi kalau month ambe
makanan atau air, nda susah karena dekat dengan rumah," ujarnya.
Menurut
dia, sekitar empat tahun lalu, rumah sakit tersebut tergolong ramai dan
padat pasiennya. Lorong-lorong antar ruangan perawatan biasanya
dipadati keluarga pasien, bahkan ada yang hingga menggelar tikar di
depan ruang perawatan. Selain itu ada pula pasien yang tak kebagian
sal/tempat tidur, terpaksa harus menunggu di bangku yang ada di depan
ruangan perawatan. "Kalau dulu, rame skali itu rumah sakit," tutur
Ferdinand.
Senada dengan warga Tanjung Batu tersebut, Andre,
seorang warga Sario mengaku memiliki kesan tersendiri, namun melihak
kondisi terkini, ia merasa prihatin. Kata Andre, rumah sakit yang berada
di ruas jalan Sam Ratulangi itu memiliki daya tarik bagi warga Kota
Manado dan sekitarnya, selain karena posisinya yang strategis, rumah
sakit tersebut juga adalah milik GMIM, sehingga banyak warga GMIM
berobat di RSU Pancaran Kasih. "Kami memilih berobat di Pancaran Kasih
karena rumah sakit itu milik GMIM, jadi skali turut menunjang
pengembangannya," imbuhnya.
Kondisi rumah sakit tersebut memang
belakangan mulai sunyi karena pasiennya berkurang. Seperti hasil
pantauan Tribun Manado, Rabu (18/4/2012), tampak di gedung perawatan C
hanya ada sekitar tiga orang pasien menghuni ruangan itu, begitu juga di
gedung perawatan D hanya ada sekitar empat pasien. Kondisi lain juga
tampak di ruang perawatan A yang hanya ada tumpukan meja, sal tempat
tidur pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar