Rabu, 18 April 2012

Rumah Sakit Pancaran Kasih Lenyap

Kondisi Rumah Sakit Umum (RSU) Pancaran Kasih, yang beberapa tahun silam dikenal ramai dan padat aktivitas baik para petugas medik maupun keluarga pasien, kini tampaknya mulai berkurang dan bahkan terlihat sunyi.

Memang, pasca didera oleh permasalahan gaji karyawan yang berbulan-bulan tak kunjung dibayar, rumah sakit yayasan milik Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) itu, mulai ditinggal karyawannya yang keberatan dengan karena haknya tak dipenuhi oleh manajemen rumah sakit, yang akhirnya berimbas pada beralihnya pilihan warga untuk tempat berobat dan dirawat.

Beberapa warga Kota Manado, yang diwawancarai Tribun Manado, mengaku dahulu mereka selalu menjadikan RSU Pancaran Kasih sebagai pilihan utama tempat berobat atau pun melakukan perawatan kesehatan. Alasannya pun beragam, ada yang mengaku karena posisinya yang strategis karena dekat pusat kota, ada pula yang beralasan bahwa RSU Pancaran Kasih adalah milik GMIM sehingga ketika mereka menggunakan fasilitas umum itu, dengan sendirinya turut membantu perkembangan yayasan GMIM.

Misalnya seperti yang diutarakan oleh Ferdinand. Warga Tanjung Batu itu mengaku ia dan anggota keluarganya sering berobat di RSU Pancaran Kasih, karena secara geografis letaknya tak jauh dari rumah mereka. "Torang biasa berobat di Pancaran Kasih, karena memang letaknya dekat, jadi kalau month ambe makanan atau air, nda susah karena dekat dengan rumah," ujarnya.

Menurut dia, sekitar empat tahun lalu, rumah sakit tersebut tergolong ramai dan padat pasiennya. Lorong-lorong antar ruangan perawatan biasanya dipadati keluarga pasien, bahkan ada yang hingga menggelar tikar di depan ruang perawatan. Selain itu ada pula pasien yang tak kebagian sal/tempat tidur, terpaksa harus menunggu di bangku yang ada di depan ruangan perawatan. "Kalau dulu, rame skali itu rumah sakit," tutur Ferdinand.

Senada dengan warga Tanjung Batu tersebut, Andre, seorang warga Sario mengaku memiliki kesan tersendiri, namun melihak kondisi terkini, ia merasa prihatin. Kata Andre, rumah sakit yang berada di ruas jalan Sam Ratulangi itu memiliki daya tarik bagi warga Kota Manado dan sekitarnya, selain karena posisinya yang strategis, rumah sakit tersebut juga adalah milik GMIM, sehingga banyak warga GMIM berobat di RSU Pancaran Kasih. "Kami memilih berobat di Pancaran Kasih karena rumah sakit itu milik GMIM, jadi skali turut menunjang pengembangannya," imbuhnya.

Kondisi rumah sakit tersebut memang belakangan mulai sunyi karena pasiennya berkurang. Seperti hasil pantauan Tribun Manado, Rabu (18/4/2012), tampak di gedung perawatan C hanya ada sekitar tiga orang pasien menghuni ruangan itu, begitu juga di gedung perawatan D hanya ada sekitar empat pasien. Kondisi lain juga tampak di ruang perawatan A yang hanya ada tumpukan meja, sal tempat tidur pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar